warnabengkulu.co.id,||Seluma – Warga Desa Riak Siabun, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, menyatukan suara menolak rencana pendirian Pabrik CPO Mini, PT. Bengkulu Panen Agro, di Desanya. Senin (30/12/2024).
Mewakili warga desa yang menolak, Sahril (43), salah satu warga Desa Riak Siabun yang menolak kehadiran Pabrik Mini CPO di desanya itu mengatakan, berdirinya Pabrik CPO Mini di Desa Riak Siabun, secara hitungan kedepannya tidak akan banyak berkontribusi kepada ekonomi warga bahkan hanya akan berdampak buruk terhadap lingkungan.
“terlalu banyak alasan jadi saya bingung mau menyampaikan. Yang jelas kami meyakini ini lebih besar mudharat dari pada kemaslahatan warga Desa Riak Siabun kedepannya,” tandasnya.
Namun menurut Sahril, salah satu alasan utama warga Riak Siabun menolak rencana berdirinya Pabrik Mini CPO yang diduga kuat sudah ada kesepakatan antara Pimpinan PT. Bengkulu Panen Agro, dengan Pemerintah Desa Riak Siabun itu, titik lokasi cikal bakal Pabrik Mini CPO nyaris tanpa jarak dengan pemukiman warga.
Sehingga akan sangat mengancam warga karena lingkungan akan sangat mudah tercemar degan limbah produksi dan udara juga akan ikut tercemar.
“silahkan kalau ada yang menilai pemikiran kami terlalu berlebihan. Namun mencegah lebih baik mengobati. Sudah banyak contoh, sebab kalau nanti sudah berdiri, seumpama pun sudah ada korban jiwa akibatnya, maka tuntutan dan desakan warga hanya akan sia-sia percuma,” tegas Sahril.
Lebih lanjut, dari wawancaranya dengan awak media ini, mewakili warga Riak Siabun, Sahril berharap Pemerintah Desa Riak Siabun mendengar apa yang disuarakan warga, tidak hanya memikirkan keuntungan semata.
Sebab warga menduga kehadiran Pabrik Mini CPO ini didukung oleh Pemerintah Desa. Dikatakannya, apa yang Ia lontarkan bukan sekedar tuding tanpa dasar.
Karena menurut Sahril, hal itu dapat dinilai dari gaya bicara Pemdes Riak Siabun yang sebagai mediator namun diduga kuat sudah berkangkalingkong dengan pihak perusahaan tanpa memikirkan lagi tuntutan warga dan dampak buruknya.
Pasalnya disetiap pertemuan antara warga dengan Handsen Thurmond Khosasi Direktur PT. Bengkulu Panen Agro yang di fasilitasi oleh Pemerintah desa, perdebatan yang terjadi bukan dengan pihak perusahaan melainkan dengan Pemerintah Desa Riak Siabun.
“kami hanya menduga saja Mas, tapi kami dapat menilai dari gaya bicara perangkat desa di setiap pertemuan sepertinya lebih condong mendukung perusahaan dari pada warga. Bahkan meski tidak ada rekaman, ada bahasa yang dilontarkan perangkat desa yang diduga merendahkan warga dengan mengatakan kalau warga yang menolak adalah orang awam.” tutupnya.
Sampai berita ini diterbitkan, awak media ini selanjutnya akan meminta tanggapan dan klarifikasi sebagai keberimbangan berita kepada pihak Pemerintah Desa Riak Siabun dan pihak perusahaan PT. Bengkulu Panen Agro. (John1)