Warnabengkulu.co.id//Jawa Tengah – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) di Solo, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu sore (21/1/2023).
“Sore hari ini kita semua berkumpul melaksanakan kegiatan penutupan Porseni NU tingkat Nasional dengan tema ‘Merawat Raga, Memperkuat Bangsa untuk Peradaban Dunia’,” kata Sigit mengawali sambutannya.
Sigit menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pemenang dari kegiatan tersebut. Sigit menekankan, bahwa yang paling terpenting dari Porseni NU adalah semangat menjaga Ukhuwah atau rasa persaudaraan sesama warga Nahdliyin dan seluruh masyarakat.
“Yang penting adalah bukan masalah menang dan kalah. Tapi bagaimana semua teman-teman, semua atlet yang ada datang kesini sambil silaturahmi dengan seluruh masyarakat, melaksanakan kegiatan bersama. Menang kalah urusan kedua. Tapi menjaga Ukhuwah, menjaga persatuan dan kesatuan itu nomor satu,” sampai Kapolri.
Sigit menjelaskan pentingnya menggelorakan pesan untuk menjaga Ukhuwah, persatuan dan kesatuan Indonesia. Terutama kepada seluruh kader muda NU yang merupakan generasi penerus bangsa.
Sigit menyebut, saat ini Indonesia telah memasuki tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024. Sebab itu, diperlukan sinergisitas dan semangat yang sama untuk tetap menjaga serta mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan Indonesia.
“Dalam setiap kesempatan, selalu saya menyampaikan pesan untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Karena memang hal yang utama dijaga oleh kader-kader Nahdliyin adalah yang namanya persatuan dan kesatuan, masalah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kader NU, Nahdliyin selalu menjadi garda terdepan untuk hal tersebut,” beber Sigit.
Sigit menegaskan, menjaga persatuan dan kesatuan NKRI merupakan tugas pokok TNI-Polri. Namun, semangat itu harus bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat termasuk seluruh warga Nahdliyin.
Apalagi, kata Sigit, seluruh warga Nahdlatul Ulama Indonesia telah teruji dalam bersinergi maupun berdiri di garis terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan NKRI dari segala bentuk ancaman maupun gangguan yang ada.
“TNI-Polri tentunya melaksanakan hal tersebut (menjaga persatuan-kesatuan,red) karena memang tugas pokok. Tetapi, Nahdliyin sudah teruji. Bahkan sebelum merdeka pun semangat cinta tanah air, telah digelorakan dengan semangat Hubbul Wathan Minal Iman, ini sudah jauh-jauh hari ada,” tuturnya.
Berbicara menjaga keutuhan NKRI, seluruh Nahdliyin tidak diragukan lagi. Persatuan dan kesatuan harus selalu dijaga. Disisi lain, Sigit juga mengingatkan kepada seluruh pemuda-pemudi NU untuk terus meningkatkan kualitas demi menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, ketika Indonesia memasuki bonus demografi pada tahun 2030 – 2035.
Sigit berharap, generasi penerus NU memiliki kualitas SDM yang unggul demi mewujudkan visi Indonesia Emas di tahun 2045 mendatang. Sehingga terwujud estafet kepemimpinan Indonesia.
“Ini menjadi harapan kita semua. Adik-adik yang ada disini kedepan menjadi orang penting. Apakah itu di jajaran birokrat atau tetap membesarkan pesantren di dunia pendidikan. Ataukah di tempat lain. Yang jelas kita inginkan, kader disini tahun itu, menjadi orang hebat,” tutup Sigit.(kky/rls)